5. Suratku yang kelima dalam bulan Desember 2002
Senin, 30 Desember 2002 di rumah propinsialat SX di Wayne, New Jersey USA yaitu kantor Pastor Franco Grappli dan Judy sekretarisnya berada di basement rumah ini, aku menuliskan kisah pengalamanku berikut ini :
Hari Minggu malam 23 Desember aku bersama frater lain mengunjungi apartemen Raymond Gannon seorang mantan frater SX yang sekarang sudah bekerja di Chicago ini. Dia adalah seorang kelahiran USA ini. Aku hanya bekenalan dan mendengarkan saja pembicaraan mereka. Aku pernah tahu nama Raymond ini di stato del personale dan terbitan sx lain beberapa tahun lalu. Kabar lain juga bahwa Kanh seorang calon novis SX keturunan Vietnam yang tinggal sekitar 2 tahun di rumah teologi sx di Chicago juga memutuskan untuk keluar dari sx. Refleksiku bahwa memang panggilan sx di US ini memang pekerjaan yang sulit dan ada beberapa pastor sx yang berkarya untuk menjaring panggilan bagi para pemuda di US untuk jadi misionaris sx, setidaknya aku mendengar keluh dan kesah dari Pastor Viktor yang tinggal bersama kami di komunitas Franklin. Ia sudah memulainya sejak zaman dulu di US ini. Sampai saat ini kayaknya belum ada lagi frater sx yang asli USA ini. Kami para student sx berasal dari Indonesia 2 orang, Meksiko mayoritas sekitar 7 orang dan 2 dari Afrika, itu saja. Maka menjadi kebutuhan mendesak bagi sx di sini untuk menjaring panggilan untuk kelanjutan sx di propinsi sx ini, itu yang menjadi permenunganku.
Malam natal tanggal 24 Desember 2002 adalah malam yang sungguh bekesan bagi saya. Kami merayakan dengan cara mengunjungi 2 keluarga Mexico yang ada di Chicago ini. Saya bersama sekitar 10 frater lain berkunjung ke keluarga Mexican dan makan makanan Mexico dan minum tequila…rasanya kenyang, pulangnya masih diberi permen coklat lagi setiap frater satu kotak. Malam itu juga kira-kira pukul 7 malam turun salju di Chicago ini menambah semarak malam natal (White Christmas), soalanya sudah sekitar 2 minggu tidak turun hujan salju. Maka saya kira ini adalah malam natal penuh berkat dengan hujan salju. Tengah malamnya saya dan Petrus ikut misa di Gereja St.Thomas Rasul dekat rumah teologi di Chicago. Sebelum misa diawali dengan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh paduan suara yang begitu merdu dan professional, indah sekali. Lalu tepat pukul 12 malam dimulai misa. Misa usai sekitar 01.30 pagi dan kami berjalan di sepanjang jalan yang sudah dipenuhi salju yang lumayan banyaknya. Terima kasih Tuhan engkau sudah lahir di hatiku di natal pertamaku di USA ini, begitu indah malam natal ini yang Kaucurahi dengan salju lembut dan putih begitu indah menghiasi alam dan jalanan di Chicago ini.
Hari Rabu 25 Desember siang saya, Petrus, Adrian dan Horacio pergi ke downtown naik bus kota, maksud hati mau ice skating, tapi tutup. Maka kami jalan-jalan saja di pusat kota Chicago ini dengan suhu udara cukup dingin sekitar 32 derajat Fahrenheit atau 0 Celsius. Pulangnya kami naik kereta, dan ada peristiwa unik dan aneh bahwa di dalam kereta itu ada seorang pria hitam (Negro) yang mendekati kami sambil bernyanyi keras sekali, menyerukan bahwa ia benci orang Korea, Cina, Jepang dll. Ketika kami ngobrol malah dia bernyanyi lebih kencang, maka lebih baik kami diam saja sambil merenung dan mendengar dia bernyanyi keras….Aku juga agak sedikit khawatir dan takut, tapi karena kami berempat jadi rasa takutku mungkin hanya seperempat kali yah…Malam harinya ada acara tukar kado seharga 20 US$, aku dapat organizer mini. Sebelum tukar kado ada acara permainan yang cuku seru dengan dua grup yang berlomba. Semua frater dan pastor turut mengikuti games yang dibawakan oleh Horacio dan Alexis. Ada yang tidak puas sambil protes pada juri dsstt, pokoknya gamesnya sangat menarik seperti tebak kata, lomba makan roti …yang ini aku ikut tapi kalah melawan Kanh karena peraturannya harus menyisakan kertas roti, tapi aku makan roti bersama hampir semua kertasnya…memasukkan bolpen ke lubang botol, dst…Games selesai hingga tengah malam..Hari ini juga di pagi hari Pastor Lino Sgarbossa terbang ke Mexico mulai pindah ke propinsi SX di Mexico setelah sebelumnya bertugas di rumah teologi sx di Chicago selama kira-kira 13 tahun.
Hari Kamis 26 Desember aku bersama Petrus diajak Mbak Shafa dan anaknya Hasnan jalan-jalan ke downtown Chicago dan mengunjungi perpustakaan (Public Library) yang cukup besar dan bias pula pakai internet dan komputer gratis juga ngeprintnya. Maka email, internet yang di Indonesia harus bayar, di sini di negara yang maju dan makmur menjadi barang umum dan bukan mewah…itulah lain ladang, lain belalang, lain lubuk dan lain pula ikannya. Untuk jadi anggota perpustakaan dan pinjampun tidak dipungut bayaran, hanya isi formulir dan langsung dapat kartu anggota…aku belum bikin karena aku khan berdomisili di Franklin bukan Chicago lagi pula aku belum punya ID. Lalu kami ke daerah yang aku lupa namanya, pokoknya menjual banyak makanan dari Asia, makanan dari Indonesia seperti kecap ABC, Indomie dijual di toko-toko kecil milik orang China yang harganya sudah berlipat 3 sampai empat kali dari harga normal di Indonesia. Mbak Shafa yang studi untuk Phd dan juga ibu rumah tangga asal Yogyakarta ini belanja bahan makanan dan saya hanya menikmati saja pemandangan daerah itu yang khas Asia, baik orang-orangnya maupun apa yang dijual.
Hari Jumat, 27 Desember pagi pukul 07.10 kami (aku, Chuy dan Mario) dipandu oleh Pastor Larry Crosara dengan mobil sedannya meninggalkan Chicago menuju ke Timur yaitu Wayne-New Jersey rumah propinsialat SX di USA ini. Kami melewati banyak state (negara bagian) yaitu : Chicago termasuk Illinois, Indiana, Ohio, Pennsylvannia, New Jersey. Kami sampai di tujuan sekitar pukul 11.15 waktu setempat. Jadi jarak sekitar 800 miles atau setara sekitar 1300 an km itu ditempuh selama 15 jam, karena harus tersesat dan mencari-cari dulu Wayne selama 45 menit. Soalnya beda waktu New Jersey dengan Chicago adalah satu jam (lebih cepat New Jersey). New York city cukup dekat dengan Wayne ini sekitar 20-30 menit perjalanan dengan mobil. Yang nyopir mobil itu yah pertama pastor Larry selama 3 jam lalu berhenti digantikan oleh Chuy sekitar sepertiga waktu dan akhirnya Mario. Mereka berdua temanku itu dapat nyopir mobil dengan baik di jalan besar, jalan toll yang kecepatannya di atas 100 km perjam. Kami disambut oleh Pastor Ivan Marchesin propinsial SX di USA dan makan malam, lalu istirahat.
Hari Sabtu, 28 Desember pagi pukul 8 ada misa pagi di kapel rumah ini dan juga dihadiri oleh umat sekitar 12 orang semua orang tua. Setelah misa makan pagi bersama mereka pula di ruang makan sambil ngobrol, dan aku juga ikut omong sebisanya, katanya sih aku sudah lumayan bagus omongnya…ini kata orang atau tamu-tamu itu. Kupikir yah dari dulu kalau baca Inggris (pengucapan) aku memang senang dan lumayan bagus, tapi perlu menambah vocabulary dan grammarnya. Pukul 10 pagi Pastor Frank Grappoli adik Pastor Grappoli yang di Padang mengajak kami jalan-jalan ke pusat kota New York City. Kami melewati Broadway Street dan Harlem tempat orang kulit hitam dan Hispanic tinggal, bangunannya cukup tua dan terkesan agak semrawut mirip daerah Glodok, banyak pedagang di pinggir jalan dan lalu lintas yang cukup ramai. Sebelumnya kami mengunjungi museum yang namanya Cloisers, yaitu mirip biara tua (Benediktin) yang isinya barang-barang jaman abad pertengahan (tahun 1100-an hingga 1600-an) yaitu barang dari Eropa yang dibawa ke US untuk koleksi. Lalu kami diajak mengunjungi kantor pusat PBB (United Nations) , kami didampingi pemandu seorang gadis kayaknya orang China dengan gaya bahasa Inggrisnya yang fasih menjelaskan banyak hal ttg ruangan sidang PBB dan gambar-gambar serta barang-barang yang ada di kantor PBB itu. Sekitar satu jam kami menyaksikan PBB dari dekat khususnya tempat sidang PBB yang selama ini aku lihat hanya di Televisi atau surat kabar, kini aku bisa lihat secara nyata dan sempat pula berfoto dengan latar ruang sidang itu. Kini anggota PBB ada 191 negara. Sorenya kami mengunjungi Gereja Katedral St.Patrick…wah sekitar jalan itu sungguh sangat ramai dengan orang pejalan kaki menikmati keindahan dan suasana holiday (liburan natal)..cukup berjubel memenuhi pinggir jalan dan ada pula penjual makanan pinggir jalan yang kebanyakan orang Amerika Latin dan pemain musik jalanan dengan musik tradisional Indian. Gereja katedralnya pun cukup ramai dan berjubel pengunjung. Gereja katederal di St.Louis jauh lebih indah dan apik daripada katedral di New York City ini, soalnya di gereja St.Louis itu ada banyak mosaiknya. Pukul 4.30 sore hampir gelap kami sampai di Ground Zero tempat gedung WTC kembar (twin tower) runtuh ditabrak pesawat oleh teroris 11 September 2001 lalu. Daerah itu ditutup dan diamankan, tapi kami bisa melihat dari pagar, yang berkesan bagi saya adalah bahwa nama-nama para korban reruntuhan gedung itu dicantumkan di pagar dan dinamakan Hero, juga ada bekas reruntuhan gedung itu yang berbentuk salib, yaitu kayu yang berbentuk salib di atas dinding pinggir gedung itu, katanya sih itu sisa dari reruntuhan…benar atau tidak, aku hanya memandang dan memfoto salib itu. Banyak pula di daerah pinggiran jalan itu barang-barang yang ditempelkan di pagar untuk memperingati para korban, ada kaos, foto, doa-doa, rosario, dsb…
Hari Minggu 29 Desember adalah hari Keluarga Kudus Yesus-Maria-Yosef, misa pagi di gereja dekat sini yang dipimpin oleh Pastor Ivan Marchesin. Siang pukul 12.00 kami pergi diantar lagi oleh P.Frank ke sebuah pulau yang namany Liberty tempat patung Miss Liberty symbol kebebasan bagian dari New York State. Kami ke sana harus bayar 10 US$ per orang dengan pemeriksaan ketat layaknya kalau masuk negara US atau mengurus visa di Kedubes US di Jakarta, semua benda berbau logam harus masuk mesin detector. Lalu kami naik ferry menuju Pulau Ellis yang merupakan pulau bersejarah bagi para imigran dari Eropa sekitar tahun 1880an-1930an, yaitu tempat registrasi para imigaran Eropa jaman itu. Sebuah gedung besar di pulau itu khusus untuk pendaratan dan penampungan para imigran Eropa waktu itu, dan kini dijadikan museum yang sangat menarik dengan gambar dan foto serta barang-barang peninggalan para imigran. Ada pula monitor yang menunjukkan jumlah imigran asal Indonesia ke US ini berjumlah sekitar 39.000 orang yang kebanyakan tinggal di Los Angeles dan selebihnya di New York dan Texas. Kami juga menyaksikan video dokumenter di museum itu yang menunjukkan betapa susah derita para imigran waktu itu yang harus mengarungi lautan sejauh 3000 miles mencari kehidupan yang lebih layak di daratan US ini. Setelah di Pulau Ellis kami melanjutkan naik ferry ke Pulau Liberty dan mengelilingi patung liberty yang berwarna hijau itu karena terbuat dari tembaga dan tekena proses oksidasi. Saya sempat berfoto di hadapan patung yang merupakan symbol kebebasan bagi orang Amerika dan dunia itu. Pukul 5.20 sore kami kembali ke daratan sempat menyaksikan gedung-gedung pencakar langit New York City di seberang sungai yang begitu luas, sungguh mengesankan sekali seperti di film saja dengan lampu gedung-gedung yang nampak indah karena gelapnya malam sudah menghiasi angkasa. Katanya di seberang sana itulah gedung twin towers berdiri dengan megahnya sebelum runtuh diterjang serangan teroris. Hari-hari kami di New Jersey dan New York ini cukup indah karena matahari selalu bersinar terang di siang hari (The sunshine is very lovely). Malam harinya kami di rumah propinsial ini menonton video show tarian Irlandia dan juga musik ala Irlandia yang cukup menarik dan indah dengan suara sepatu berirama yang cukup cepat….wow it’s fantastic show…
Pagi ini hari Senin 30 Desember 2002 kami satu-persatu colloquium (wawancara) dengan pastor propinsial (P.Ivan) bicara beberapa hal ttg pribadi saya maupun hal lain. Intinya saya merasa diterima dengan baik penuh kekeluargaan itu yang saya alami sebagai berkat Tuhan. Dan siang hari ini pula kami makan siang di Restaurant Chinese dengan system Buffet, yang lumayan murah, 6 orang Cuma bayar 39 US$, jadi per orang sekitar 7 US$, masakannya macam-macam dan lezat. Ini murah dibandingkan kalau makan di McDonald biasanya makan hamburger dan coca-cola serta kentang itu sekitar 5 atau 6 US$. Mungkin besok kami akan melanjutkan perjalanan ke rumah SX yang keempat sebagai tempat kunjungan kami yaitu komunitas Holliston-Massachussetts di Boston, yaitu sebelah Utara Wayne ini.
Akhirnya saya mengucapkan SELAMAT TAHUN BARU 2003…salam penuh doa dan kasih dengan iman dan harapan menyongsong tahun mendatang …
Fr.Denny,sx di Wayne-New Jersey, dengan sinar matahari yang bersinar cukup terik….
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment