Letters of November 2002
Sat, 02 Nov 2002
Hallo semua saudara, sahabat, dan yang mengenal aku, aku mau memberi kabar baik =HaRI ini aku sudah sampai di Roma dengan selamat dan dijemput oleh Pastor Stradiotto dengan mobil sedan fiat-nya...setelah terbang dengan KLM dengan singgah di Singapura (Changi Airport), lalu ke Amsterdam, ganti pesawat KLM juga menuju roma, totalnya yah kira-kira 16 jam, aku sampai di roma masih pagi pukul 9 setempat, hawanya sejuk karena habis dua hari turun hujan dan hari ini ada sinar matahari dan cuaca cerah, mungkin menyambut kedatangan ku. Awal perjalananku yang sendirian ini sungguh menjadi pengalaman yang tak terlupakan, karena aku harus masuk ke bagian pengurusan check-in di bandara soekarno hatta sendirian dan sudah ditraining dulu oleh pastor otello dan p.lazzari yang nganter aku (tomo dan pak kismo juga ngantar aku). aku harus sendiri, karena tidak boleh ada yang nemani, pokoknya aku bermodal yakin dan Yesus pasti menemani aku...alhamdulilah selamat dan tas koperku boleh muat 28 kg dan tas tentenganku hampir 10 kg, lalu keluar lagi akuambil tas tentengan satu lagi setelah dikurangi banyak barang yang terpaksa harus kutinggal seperti brevir dan kitab suci bahsa indonesia,dll. waktu aku ngurus di dalam beres lalu aku keluar, e ternyata sudah pukul 18.00 dan pastor yang antar aku sudah pergi, yah sudah aku kembali ke dalam sambil nunggu pesawat berangkat.Sampai di Changi singapura, aman saja 1 jam aku nungu di ruang tunggu, lalu terbang lagi ke Amsterdam. di pesawat perutku sempat kembung tapi tiga jenis makanan yang diberikan oleh pramugari orang belanda itu juga kumakan kecuali daging yang amis dan kacang yang keras. sampai di belanda aku terus cari gate ke Roma, tapi diinterogasi dulu pihak imigrasi seperti fr. maryono dan fr. setiawan dulu yang akan ke mexico, petugas itu seorang nona belanda nanya-nanya berapa lama di roma, lalu urusan apa, dan akhirnya nanya punya uang berapa, sesuai pengalaman maryono maka aku tidak jawab berapa tapi semua biaya sudah ditanggung oleh generalat di roma dan aku adalah calon pastor misionaris sx...maka aku bisa lolos...sampai di dalam aku tunggu sebentar sambil mencari terus gate C10 yang letaknya dari ujung ke ujung dan naik lagi
Sun, 03 Nov 2002
Fast Facts Did you know...There are 63,863,030 Catholics in the United States (23% of the U.S. population), and 1,018,257,000 Catholics in the world (17.3% of the world population).In the United States there are 194 archdioceses and dioceses: 146 Latin-rite Dioceses (including St. Thomas, VI)32 Latin-rite Archdioceses2 Eastern-rite Archdioceses14 Eastern-rite Dioceses1 Non-territorial DiocesesThe clergy:Cardinals: There are 13 U.S. Cardinals 8 U.S. Archdioceses are headed by CardinalsBaltimore, Boston, Chicago, Detroit, Los Angeles, New York, Philadelphia and Washington 3 U.S. Cardinals are not diocesan bishops of American sees. 2 U.S. Cardinals are retired.Bishops (Arch)Diocesan 194 Auxiliaries 92 (and 4 coadjutor bishops)Retired 113Priests: 46,04130,655 diocesan priests15,386 priests vowed to a specific order Seminarians: 4,9173,400 diocesan priests1,517 religious Priestly Ordinations: 478Permanent Deacons: 13,348 Vowed Religious1:Sisters 79,462Brothers 5,565 New Church Members2:Infant Baptisms: 1,031,243Adult Baptisms: 83,234Received into Full Communion through conversion from another Christian Church: 99,299 Catholic Education2:Elementary Schools: 7,061 schools educating 1,940,698 studentsHigh Schools: 1,596 schools educating 680,947 studentsColleges and Universities: 235 institutions educating 705,059 studentsNon-residential Schools for Handicapped: 80 schools educating 18,120 students Public School Students Receiving Religious Education: Elementary School students: 3,617,181 High School students: 782,102 Health Care and Hospitals2:Hospitals: 596 hospitals treated 78,996,656 patientsOther Health Care Centers: 544 centers treated 6,022,677 patients Social Services:More than 1,640 local Catholic Charities agencies and institutions provided services to 7,017,845 individuals in need of help. Emergency services: 5,352,376 people served, of these:Food services (e.g. food banks, soup kitchesn: 3,929,387Basic needs assistance (e.g. clothing, medical, financial): 1,106,708Disaster response assistance: 194,081Immigration assistance (e.g. citizenship counseling): 236,140Neighborhood services (sports, camps, job fairs): 392,598Refugee resettlement: 82,482 (resettlement and placement, ESL classes, job training)Housing (e.g. vouchers, subsidies, home repair): 32,556Social Services: 3,782,472 Counseling and mental health: 547,732Education and enrichment (e.g. substance abuse awareness, parenting classes): 525,689 drug andAddiction services: 78,899Social support: 994,905 people, includes child and adult day care, respite care, and employment, transportation, and housing search services. Sources:The Official Catholic Directory, 2001. P.J. Kenedy & Sons, New Providence, NJ, 2001. 2001 Membership Photo Directory, United States Catholic Conference/National Conference of Catholic Bishops, Washington, DC, 2001. Catholic Charities USA Annual Survey at a Glance, Catholic Charities USA, Alexandria, VA, 2000. __________________________________ Office of CommunicationsUnited States Conference of Catholic Bishops3211 4th Street, N.E., Washington, DC 20017-1194 (202) 541-3000 February 26, 2002 Copyright © by United States Conference of Catholic Bishops
Subject:
hari senin di roma
Mon, 04 Nov 2002
Halo jumpa lagi dengan aku di roma...pagi ini aku sebenarnya bangun pagi sekitar jam 5, namun aku tidak bisa tidur lagi...karena tidak tahu jadwal hari ini, maka aku tidak tahu kalau ada laudes dan misa pagi pukul 7 pagi yang dipimpin oleh seorang uskup dari Burundi seorang Afrika yang masih nampak muda dan bahasa italianya sangat bagus kata p.laurenzi. yah aku doa sendiri aja, pukul 8 kurang dikit ikut sarapan bersama. lalu pukul 9 kurang sepuluh menit aku diajak p.stradioto ke raptim dia mau beli tiket untuk keperluan confrater lain...wah nunggunya sejam kira-kira, tapi tidak apa aku menikmati dan sudah terbiasa lama menunggu semenjak cari visa USA tempo lalu...e akhirnya ketemu dengan 2 orang suster cp dari indonesia...di jalan soalnya kulihat 2 suster ini berwajah njawani...maka kami tegur dan mereka senang ..yang satu orang dari Baturetno sudah dua tahun di roma..ia senang bertemu dengan p.stradioto dan menulis alamatnya..untuk pengakuan dosa kali...katanya. lalau kami naik bis kota menuju pusat kota yaitu mengunjungi monumen Victoriana yang cukup megah dan besar dengan pilar-pilarnya yang kokoh..lalu jalan kaki lagi ke balaikota roma melihat puing-puing kota roma tempo dulu yang masih tersisa dan masuk ke dalam penjara bekas santo petrus dan paulus..tempatnya kecil dan masih ada peninggalan berupa sumur kecil dan batu...tempatnya masuk ke dalam tanah. lalau kami beli kartupos untuk dikirim ke para saudara dan kenalan ku di indonesia, sebagai salam dan kenangan dari roma. lalu kami menuju ke fontana di trevi dengan jalan kaki...lewat universitas gregoriana dan di depannya juga ada institut biblicum...tempatnya di jalan agak kecil...lalu aku diberi koin untuk dilempar ke air mancur atau kolam yang namanya Trevi dan difoto oleh p.stradioto...katanya biar nanti bisa kembali ke roma lagi. dan makan es krim dengan warna dan rasa bermacam-macam sambil jalan kaki kami menuju ke rumah...dengan bis kota yang bayarnya pakai kartu kecil dan digesek hanya berlaku 75 menit dan dipakai hanya sebentar..lalu kartu itu tidak berlaku lagi karena sudah lewat jamnya..maka praktis hanya dipakai sekali. sampai di rumah sudah 12.30 dan aku doa di kapel generalat yang tidak terlalu besar dan cukup indah dengan lukisan di dinding dan langit-langitnya berupa lukisan Yesus dalam perjamuan makan dan Yesus bersama para muridnya. jam 13.00 makan siang...dan aku coba buka internet melihat berita dari indonesia dengan kompas.com, tempointeraktif dan detik.com, lalu pergi tidur pukul 14.30 dan e kebablasan sampai jam 7 malam...dan aku cepat mandi...karena sore ini juga ada retret menjelang pesta conforti besok, datang juga para confrater dari collegio conforti dan mereka jam 7 vesper bersama, karena aku terlambat yah di kamar saja. lalau 7.30 malam makan bersama dengan penuh orang di meja makan karena ada para konfrater dari collegio conforti...aku biasa dekat dengan father james tully yang berasal dari new york dan sekarang bertugas di roma ini,...biasa bicara dengan bahasa inggris dan ttg amerika..sangat simpatik sekali...setelah makan aku buka email dan kirim kabar lagi kepada sama saudara di indonesia dan lain tempat. kata p.allevi udara di luar malam ini sudah mencapai 13 derajat celsius dan terasa di ruang perpustakaan ini tempat aku nulis email. Rumah generalat di roma ini cukup besar ada dua blok rumah dengan 5 lantai..aku sih belum melihat semuanya tapi begitu katanya..dan bangunannya cukup bagus dan modern dengan fasilitas yang modern pula. aku tidur di kamar dekat kantor pastor stradioto dengan fasilitas kamarnya showe panas dingin dan yang cukup nyaman. Berjalan di kota roma cukup menyenangkan meskipun kesan yang saya dapat masih banyak kekurangan seperti : kotanya sih cukup bagus degnan bangunan kunonya namun di sana sini masih terlihat sampah kecil-kecil di jalanan, ada pengemis anak dan orang tua, banyak turis dari eropa sendiri, jalan-jalannya banyak yang tidak rata aspalnya, banyak mobil sedan dengan teknologi yang baru...ada mobil kecil smart dan berbagai macam merk sedan terkenal dan model terbaru..taksinya saja mercedes benz...ketika kulihat di bandara nampak tidak terawat lingkungannya banyuak rumput liar, lain dengan di amsterdam yang cukup rapi dan terawat. banyak juga tanaman liar yang belum dipangkas di sepanjang jalan tol dan jembatannya yang nampak ketika aku naik mobil dari bandara fiumicino ke rumah genrealat pada hari pertama aku datang. di jalan-jalan yang kujumpai yah banyak orang bulenya, maka ketahuan kalau ada orang asing pasti nampak..aku tidak tahu apakah wajahku ini nampak seperti asia atau sudah indo...Udah deh segitu dulu berita dari ku hari senin ini..ciao ...denny
HARI SELASA PAGI 5 NOP 2002 DI ROMA
Tue, 05 Nov 2002
IN OMNIBUS CHRISTUS...hallo jumpa lagi dengan denny di hari selasa tgl 5 nopember hari pesta beato guido maria conforti pendiri serikat xaverian, pagi aku bangun jam 4 dan tidak bisa tidur lagi maka aku menulis 16 postcard untuk para sahabat di indonesia, lalu mandi dan ikut doa pagi di kapel generalat di roma. lalu sarapan pagi dan melihat berita ttg indonesia di internet dan kirim email. jam 10 pagi aku diantar pastor allevi untuk jalan jalan di basilika st. petrus, mau naik di kubahnya tapi sedang tutup maka kami ke puri atau castle santo angelo tempatnya dekat dengan lapangan st. petrus tinggal jalan kaki dengan berbeda arah...kami naik ke sampai di atas puri, banyak peniggalan bersejarah dan barang barang antik dari jaman dulu seperti barang pecah belah, lukisan meriam dan peluru bulat bulat besar, lukisan di dinding yang sangat indah..dan bangunan yang begitu kokoh. kami masuk bayar 5 euro tapi pastor allevi tidak bayar karena sudah di atas 65 tahun. saya sempat berfoto di atas dengan latar belakang kota roma. setelah capek melihat lihat kami pulang dan sampai rumah sudah waktu jam makan siang pukul 1 siang. maka aku ada waktu untuk menulis surat ini sebagai pengalaman hari ini...cerita ttg pesta conforti di rumah generalat roma ini...akan menyusul nanti yah...selamat pesta conforti..buona festa.CARITAS CHRISTI URGET NOS.denny
berita malam di hari selasa 5 nov 2002 pesta conforti
Tue, 05 Nov 2002
Sore ini kami ada misa di rumah generalat di roma dan diikuti oleh sekitar 20 pastor sx dari kolese conforti dan dari rumah generalat ini, termasuk pastor laurensi silavano dan carlo treppo yang akan kembali ke ...
Hallo trus, semalam setelah pesta dan makan makan dengan para pastor dan tamu di rumah generalat pukul 10 malam..lalu aku kembali ke kamarku dekat kantor p.stradioto...e I-20 ku yang dari sacred heart school of theology sudah diambil orang entah mungkin dikira isinya uang karena tebal dan diletakkan di dalam amplop dari kedubes usa di jakarta. mungkin kamu juga tahu bahwa I-20 itu khan disegel rapi dan disteples di halaman paspor saya dan hanya boleh dibuka oleh pihak airport tempat saya masuk di usa...maka yang jadi pertanyaan saya untuk kamu..apakah I-20 itu harus disetempel atau diamplopi oleh pihak kedubes usa di jakarta ? bagaimana pengalaman kamu ? soalnya semalam aku langsung beritahu kepada p.stradioto dan pastor lain pun ikut bingung, lalu p.stradioto telpon kepada rocco dan rocco akan segera membuat yang baru dan segera dikirim ke rumah generalat di roma ini mungkin 2-3 hari, maka posisi saya yah menunggu surat I-20 yang baru itu. maka kamu tidak perlu menjemput aku hari rabu siang nanti..soalnya jadwal ku sudah berubah..menunggu pemberitahuan berikutnya. Yang aku dan semua heran..mengapa yang diambil hanya amplop tertutup di dalam paspor itu, dan bukan tiket atau paspor yang ada visanya ? Aku hanya bisa merenung dan kembali menyadari pengalaman-pengalaman sulit bulan bulan lalu untuk cari visa..e ada saja sudah dapat masih tetap ada percobaan..tapi aku berusaha untuk tetap tabah dan tegar..pasti Tuhan punya rencana lain dan indah yang aku tidak tahu nantinya. mungkin itu juga ritme hidupku dan manusia umumnya habis senang akan datang kesusahan..itu normal, maka aku seperti diuji kesabaran dan imanku..sejauh mana aku tahan uji..e rupanya ke amerika bagiku memang perjuangan yang tidak ada habisnya. mungkin kamu bisa tanyakan pada siapa pun aatau pihak imigrasi bandara, tentang I-20 yang akan kubawa nanti baru dan tidak diberi sampul tertutup oleh pihak kedubes usa di jakarta, dan apakah itu membawa masalah atau tidak ? lalu bagaimana langkahku bila aku harus jalan dengan I-20 yang baru itu ? aku belum beritahu kepada siapa siapa ttg hal ini, juga belum kepada teman atau konfrater di indonesia , dan cukuplah konfrater di roma ini dan kamu serta rocco yang memiliki kewenangan. biar mereka tidak bingung...mungkin aku akan cerita pengalaman unik ini setelah semuanya beres...Ok petrus, terima kasih atas bantuan dan kesabaranmu juga untuk menolong aku yang agak sedikit shock, tapi aku akan teetap menikmati hari--hariku di roma ini.segitudulu dari aku..minta konfirmasi atas pertanyaan aku sebisa mungkin.bye..denny
Subject:
denny's real story
Date:
Mon, 11 Nov 2002
CARITAS CHRISTI URGET NOS....Hari ini hari SEnin tgl 11 November 2002 jam 13.45 waktu Roma, aku menulis sebuah cerita kesaksian yang merupakan peristiwa penuh makan bagi kehidupan saya sebagai seorang manusia beriman, yang percaya bahwa setiap kejadian yang saya alam merupakan rahmat dari Tuhan betapa pun kejadian itu membuat shock dan menderita secara batin dan pikiran. Kejadian yang bila diberi makna dengan kacamata iman, selalu memberi hikmah tersendiri, dan tidak ada sesuatu pun yang merupakan kebetulan dalam hidup ini, Tuhan selalu memberi yang terbaik dan selalu merencanakan yang terindah dalam hidup ini, paling tidak itu yang saya pelajari dalam Filsafat Ketuhanan nya dosen saya ketika di STF Driyarkara, yaitu Pater Magnis Suseno. Sungguh sesuatu yang sangat indah, bahwa rencanaku dan pikiranku bukanlah rencana dan pikiran Tuhan, dan yang terjadi di luar dugaan dan perkiraan ku sebagai manusia biasa. Paling tidak itulah makna yang saya tarik dari pengalaman unik di Italia ini...apakah gerangan peristiwa itu..demikian ini aku akan menuturkan kepada Anda semua sahabat, confrater dan yang mengasihi aku...kejadian yang membuat aku terkejut, shock adalah ketika dokumenku yaitu I-20' dari Sacred Heart Scholl of Theology hilang diambil oleh orang pada waktu pesta Conforti 5 nov lalu. Dokumen itu ada di dalam amplop yang ditutup dan tidak boleh dibuka kecuali oleh pihak imigrasi di airport amerika dan disteples dalam paspor saya bersama dengan tiket yang saya letakkan di kamar tidur saya di rumah generalat SX di Roma. Yang saya heran adalah bahwa yang hilang hanya dokumen itu dan bukan tiket atau paspor saya, jadi paspor serta tiket ke amerika tetap ada. Malam itu langsung aku panik dan memberitahu pastor STradioto dan semua mencari pemecahannya. Mungkin aku sedang diuji seperti ketika aku makan kenyang di Taman Anggrek lalu sepeda untaku hilang, demikian pula peristiwa ini sangat mirip dengan dokumen saya yang hilang. Mungkin dan pasti ini sebagai antisipasi dan latihan bagi ku untuk siap dan tabah dalam menghadapi permasalahan yang kian hari kian berat dan berbobot. Sama ketika aku sudah berpesta dan makan kenyang waktu pesta conforti di rumah generalat, lalu kejadian tidak kuduga yang sangat menyedihkan benar-benar terjadi. Waktu itu jam sepuluh malam aku mengecek dokumenku e ternyata ada yang tidak beres dan hilang. Rupanya ada pencuri masuk ke rumah ini dan yang hilang bukan hanya dokumen saya tapi juga dokumen milik kepala kantor Raptim di Roma ini yang juga diundang waktu pesta itu. Mungkin dengan kejadian ini, aku bisa agak lama berada di Italia, yang sehrusnya hanya 4 hari tapi harus menunggu surat dari Amerika yang baru, maka aku pun bisa ke Parma bersama pastor Antonio Fogliani, meskipun hanya 2 malam, tapi aku menikmati dan sungguh sangat bersyukur bisa mengunjungi Parma sebagai rumah induk yang sangat aku rindukan selama ini. Aku di sana berdoa bagi semua konfraterku di Cemput dan Bintaro di hadapan patung lilin Conforti di altar Sanctuario kita di PArma...wah pokoknya pengalaman rohani yang tidak aku lupakan..sebagai rahmat yang selalu terjadi dalam hidupku. Aku di Parma juga bertemu dan diperkenalkan dengan para pastor dan frater teologan dan aku diterima baik meskipun aku hanya mampir saja. Seperti sudah diatur juga, aku pun kembali ke Roma pada hari Senin pagi jam tujuh bersama Pastor Agustinho Rigon berusia 40 tahun yaitu Superior Propinsial SX di ITalia yang juga mengantar sekalian Pastor Guerero Aldo yang akan kembali ke Bangladesh dalam usianya yang ke 89 tahun...sungguh merupakan contoh yang sangat indah bagiku...pergi ke Parma dengan mobil berdua bersama Pastor Fogliani Antonio yang mirip dengan p.Bruno Orru dan ia dari Modena, pastor Fogliani ini ahli perbesian dan ia sebagai kepala prokurator di PArma yang mengirim segalam macam keperluan untuk misi sx di tanah misi, aku pun diberi kaus tangan oleh beliau dan diajak omong Bahasa Inggris karena ia pernah bermisi di Bangladesh. Ia ahli besi dan membuat tabernakel berbentuk bola dunia yang ada pula di kapel rumah generalat di roma ini. Wah pokoknya sangat baik kepada saya juga pastor Rigon sangat perhatian pada saya, di mobil tadi aku diajak nya berbahasa Italia yang kadang aku sulit untuk menjawab...maka aku pun jawab dengan campur campur bahasa inggris. HAri Minggu biasa ke 32 di Parma aku ikut misa bersama keempat frater teologan dari Brasil sebagai sopir, lalu seorang BAnglades bernama Martin dan dari Mexico yang baru juga yaitu Martin namanya, lalu seorang lagi dari Mexico. Di gereja itu misa dimulai jam 10.30 dan banyak sekali anak anak kecil seperti bina iman dan anak muda...tapi terlihat hampir semuanya satu jenis yaitu orang ITalia, tapi aku menikmati saja meskipun sulit untuk berkomunikasi karena mereka kebanyakan tidak bisa berbahasa inggris, maka aku hanya banyak diam dan menikmati mereka berbicara. Siang harinya setelah makan aku diajak oleh pastor Iurman melihat museum Cina dengan banyak barang koleksi yang berasal dari berbagai macam daerah misi, cuma sayangnya barang seni dari Indonesia sangat jarang...maka perlu ada tambahan. Lalu sorenya jam setengah empat aku diajak pastor Antonio Fogliani mengunjungi rumah Suster Xaverian dan rumah induknya di Parma yang letak nya tidak terlalu jauh, dengan mobil. Aku bertemu dengan 2 novis dari jepang dan italia, lalu seorang postulan dari Italia..dan ngobrol sebentar dan pulang lagi ke rumah. BERsama Bruder DArio yang masih dalam proses penyembuhan aku diajak berseepeda di pusat kota PArma mengunjungi sebuah gedung tempat bejana baptis dengan nilai seni yang sungguh sangat tinggi berisi lukisan di dinding yang sangat fantastik, lalu ke sebelahnya katederal Parma tempat Conforti dulu bertugas. Di sebelah belakang nya juga ada sebuah gereja yang bernama Santo Yohanes Penginjil dan sedang direnovasi pula. Wah jalan menuju ke pusat kota itu penuh sesak dengan orang yang berjalan jalan sore hari, semuanya seragam dengan pakaian modis ala Italia dan sesekali ada juga orang kulit hitam yang berjualan di pinggir jalan berjualan VCD...seperti di Glodok jakarta. Jalanan di pusat kota ini bukan dari aspal tapi dari batu batu yang rapi tersusun, dan jalan yang aspal adalah jalan baru. Wah di PARma aku sungguh seperti tidak diduga...itu peristiwa yang telah terjadi dan diijinkan oleh Tuhan...aku hanya bisa menarik nafas lega dan bersyukur kepada Allah atas semua kejadian ini. SEsampainya di Roma siang tadi pukul 12 aku melihat dan melepas pastor casali yang diantar p.stradioto menuju ke bandara untuk pulang ke indonesia lagi...lalu datanglah surat I-20 yang baru dari USA, agak terlambat karena alamatnya tidak lengkap, tak ada nomornya. Lalu sebentar doa siang bahasa italia degnan para pastor, terutama yang rajin dan tepat waktu berdoa adalah pstor Teodori yang berjanggut putih penulis puluhan buku ttg Conforti, ia sangat tekun berdoa dan juga bruder Yohanes serta ada tiga suster xaverian yang juga sudah tua yang membantu di rumah generalat ini. Ketika makan siang datanglah Pastor James Xaverian orang Amerika yang bertugas di roma ini dan ia membawa surat I-20 saya yang dicuri orang tgl 5 nov malam lalu. surat itu sudah lecet dan ditemukan di pinggir jalan...wah seperti sudah diatur saja..penyelenggaraan ilahi...seperti pengalaman yang mengalir begitu saja...amplop serta surat itu kembali di tangan saya setelah saya kembali dari Parma...rupanya saya diijinkan oleh Conforti untuk mengunjungi nya dulu sebelum aku ke Chicago..sungguh suatu peristiwa penuh rahmat...TErima kasih dan syukur senantiasa kupanjatkan kepada Nya, ternyata Conforti tidak rela bila aku tidak mengunjunginya terlebih dulu...dengan peristiwa kecurian itu...itulah peristiwa yang unik dan patut disyukuri dalam terang dan kacamata iman.Mungkin ini sangat panjang...sebagai bukti rasa syukur dan refleksi saya atas peristiwa ini dan CAritas Christi Urget NOs (Me)...aku senang membagikan nya pada semua orang pengalaman ini...dan rencananya kalau Tuhan mengijinkan aku akan berangkat keChicago dari sini pukul 4 pagi ke airport via Amsterdam dengan plane KLM. E katanya Pastor Lino Sgarbossa juga akan naik pesawat yang sama yaitu KL 611 B ia juga akan ke Chicago pada hari dan pesawat yang sama dengan aku. Suatu rahmat lagi bagi saya...yang terus diberikan Tuhan...semoga ia ikut mendampingi dan pasti akan menemani saya di airport amerika yang dikenal sangat ketat itu.Maka semua cerita ku di atas...adalah kutulis sesuai luapan hati dan pikiran saya selama ini dan semoga ini semua berkenan bagi Anda semua yang membacanya..seraya masih mohon doa agar segalanya lancar dalam rencana Tuhan pula...sambil aku berdoa dan menyampaikan salam saya di kota Roma ini. TERIMA KASIH...IN OMNIBUS CHRISTUS....Saudara dan sahabat kalian yang selalu senang mengirim kabar...Frater Alexander Denny Wahyudi, sx
Subject:
denny again in chicago
Thu, 14 Nov 2002
CARITAS CHRISTI URGET NOSHallo semua sahabat, konfrater sx di mana saja berada dan semua yang aku kenal. Selamat jumpa lagi dengan aku di email ini. Aku ucapkan terima kasih atas segala doa dan dukungannya kepada aku hingga saat ini. Sekarang waktu Chicago pukul 20.00, dan hari Rabu 13 Nov 2002 dengan suhu udara kira-kira yah 10 derajat Celsius dan belum turun hujan, masih ada sinar matahari di pagi hari dan aku mau kasih tahu kabar ttg perjalananku dari roma ke chicago berikut ini : Aku tepat ada di Italia selama 10 hari dari tanggal 2 nov hingga 12 nov pagi hari pukul 4 aku diantar pastor lazarini dan pastor stradioto ke bandara fiumicino (leonardo da vinci) roma menuju ke airport o'hare chicago, usa. Hari-hari terakhir di roma aku bisa merasakan campur tangan Tuhan yang tidak pernah aku lupakan, yaitu sudah bisa kunjungi Parma dan pulangnya ke roma bersama pastor agostinho rigon,sx (propinsial superior nya Itali)dan p.aldo yang berumur 89 tahun dan akan ke banglades lagi untuk bermisi. SElain itu juga aku juga diajak pastor petrus tunjung kesuma projo jakarta yang belajar di roma ke kolese urbaniana menemui frater U'ut yang belajar teologi di univ.urbaniana, juga menemui pastor dwi joko projo surabaya yang belajar hukum kanonik lisensiat di urbaniana dan romo mulyatno projo semarang yang belajar filsafat (doktorat) di urbaniana. Dua orang romo tersebut tinggal di kolese st.paulus. Dan romo Tunjung sementara tinggal di kolese conforti selama 2 bulan.Perjalananku lancar-lancar saja. Aku berangkat dari Roma dengan KL l596 B pukul 06.40 dan sampai di amsterdam setelah terbang selama 2 jam 15 menit. Sesampai di amsterdam pasporku dicek pihak imigrasi dan beres, lalu cepat aku cari terminal F3 untuk ganti pesawat dengan nomor penerbangan KL 611 B yang berangkat dari amsterdam menuju chicago pukul 10.40. Di sini aku bertemu dengan pastor sgarbossa, sx yang pulang liburan dari italia dan mau ke chicago. Dan beruntunglah aku bisa bertemu dia dan kami satu pesawat. Perjalanan ke chicago lancar dengan waktu 8 jam 15 menit. Aku merasa cepat soalnya aku sudah pernah mengalami begitu lamanya naik pesawat sebelumnya dari indonesia ke roma, yaitu bisa mencapai 16-18 jam. Sampai di chicago sudah pukul 12.15 siang. Aku seperti biasa menuju pemeriksaan paspor dan visa, dan inilah proses dan prosedur yang saya alami sama seperti ketika di kedutaan jakarta, saya harus menulis formulir isian 2 lembar ttg identitas saya dan pihak yang ada kaitannya dengan kegiatan saya selama di usa. dan aku difoto wajah saya di komputer dan sidik jari telunjuk kanan dan kiri pun diprint di komputer. Hal ini sudah aku ketahui sewaktu di jakarta mendengar berita voa radio amerika dan surat kabar, maka aku tidak heran. Dan memang aku sudah merasa tenang karena sudah biasa menghadapi lamanya cari visa di jakarta serta sudah terlatih bagaimana harus tenang sambil berdoa dalam hati dan mengingat nama YESUS dalam hembusan nafas saya. Polisi bandara yang mengentry data yang sudah saya tulis itu seorang laki-laki bernama G.Martinez, ia cukup lama mengentry data formulir yang sudah saya tulis itu ke komputer, soalnya ia mengakui dan minta maaf pada saya bahwa ia baru pertama kali mengerjakan tugas itu. Aku juga bilang yah tak apalah, yang penting aku kan bisa masuk dengan selamat.Pastor Lino sudah keluar dan menunggu dengan Pastor Rocco dan frater petrus selama 2 jam...sampai ngecek saya ke dalam tapi tidak ketemu. akhirnya saya keluar sendiri dan urusannya beres. Dengan syarat aku harus melapor ke INS (immigration natural service) di milwaukee tempat belajar bahsa Inggris saya nanti setelah 10 hari, 30 hari dan 40 hari dan setelah setahun serta waktu mau pulang. Lalu kami naik mobil van yang isinya juga penuh dengan barang-barang dapur hasil belanjaan p.rocco dan petrus untuk komunitas teologi chicago. sampai di rumah teologi di hyde park aku melihat-lihat tempat ini dan semua lantai hampir semuanya berkarpet dan ada kira-kira 4 lantai, aku dapat ruang tidur cukup luas kira-kira juga 5 kali 5 meter. Lalu jam 4 sore aku bersyukur karena pastor lino mengajak aku untuk misa berdua mengucap syukur atas kedatangan dan perjalanan yang lancar ke chicago, kebetulan injilnya adalah..aku hanyalah hamba yang tak berguna, aku hanya melaksanakan apa yang sudah ditentukan oleh Tuhan..kira kira demikian isinya dan ini sangat cocok dengan kejadian kedatangan kami di chicago ini...dan bagiku yah inilah tugas dari serikat xaverian untuk mengutus aku belajar di kota ini...kan aku nikmati dan manfaatkan sebaik mungkin. Sorenya aku ingin tahu keadaan lingkungan luar rumah dan aku di luar, jam 5 sudah mulai gelap dan udara bersuhu 5 derajat celsius, kami vesper bersama pukul 17.45 dan makan bersama 18.00, yang masak p.rocco. Kami di sini makan bersama dan ada yang masak secara gantian hanya malam, dan makan pagi serta siang diatur dan bikin sendiri. Setelah makan atau sebelumnya saya mengalami apa yang dinamakan orang itu jet lag, yaitu sepertinya rumah ini gerak-gerak kayak ada gempa, maka aku pukul 8.45 sudah tidur dan paginya jam 4 sudah bangun dan tak bisa tidur lagi. badan rasanya pegal dan jam 6 baru mandi.misa pukul 7.15 dan akhirnya sarapan pribadi. setelah sarapan aku bantu p.rocco angkut sampah ke depan rumah, wah sampah di sini seminggu sekali baru diangkut oleh truk yang datang. dan kesan saya sampah di sini cukup banyak, dibandingkan dengan komunitas di jakarta misalnya, yaitu di sini hanya sekitar 11 orang dan di cemput 25 orang tapi sampahnya lebih banyak di sini, maka aku berpikir yah di dunia modern konsumerisme nya yah sangat tinggi, lain dengan di indonesia. maklumlah.lalu aku diajak frater petrus jalan-jalan naik mobil van warna merah hati tua ke : ctu menemui pastor edi, osc yang belajar liturgi di ctu. lalu aku diajak lagi ke de paul unversity menemui pastor robertus widjanarko, cm yang belajar doktoral filsat di sini. E ketika mau pulang jam 11 ternyata mobil yang sudh diparkir di dekat gereja vincetn de paul sudah diderek petugas parkir, yah kami hanya melongo, rupanya salah menaruh mobil di parkiran. Pasalnya petrus sudah sering ke sini untuk latihan koor dengan mobil yah tak apa apa karena hari libur sabtu atau minggu, tapi hari ini hari kerja hari rabu maka lain ceritanya. Lalu cari informasi tetap saja kami harus bayar denda sebesar 125 us dollar, dan harus pulagn dulu ambil uang minta pastor pascal, maka aku juga menikmati naik kereta sub waynya chicago dan bus. Lalu diantar lagi oleh Alexis frater dari Kamerun dengan sedan ke tempat penampungan mobil-mobil yang tidak tertib parkirnya itu. Maka aku dan peterus setelah ambil mobil menuju ke china town melihat-lihat dan mampir di gereja st theresia chinese mission, tempat pastor michael davitti,sx berkarya (ia seangkatan dengan p.yosep pierantoni)...wah di sini china town nya tertib dan teratur tidak seperti toasebionya jakarta yang mirip kampung dan jalan jalannya kecil, di sini jalannya cukup lebar lebar dan sangat tertib dan teratur. Lalu kami pulang dan masih pula aku diajak jalan jalan oleh Alexis frter dari kamerun ke pusat kota dan ditraktir makan nasi dan daging babi serta sayuran di china town, wah sudah lama aku tidak makan nasi putih...inilah saat yang istimewa..cukup murah dan banyak sampai aku kenyang..total 4,6 dollar aku makan sendiri, karena alexis sudah makan di rumah. Selesai itu jalan sambil naik mobil melihat-lihat chicago di down town. Sudah sore pulang ke rumah dan mandi segar, dan doa sore vesper bersama lagi. Di sini aku juga sudah menghubungi lewat telpon yaitu : Devi di chicago yaitu kakak seorang murid di SD Santa Ursula jakarta kelas 4 yang memberitahu alamat kakaknya di sini lagi kuliah, lalu juga romo astanto yang sudah kembali ke philadelphia untuk bekerja membantu keuskupan setempat menangani imigran khususnya orang indonesia...Hari Jumat pagi rencananya aku baru akan diantar oleh P.Lino ke Milwaukee yang berjarak 80 miles (kira-kira 100 km)dan akan tinggal di sana sampai setahun belajar bahasa inggris di sacred heart school of theology pada ELS yaitu English as Second Language Program. Di sana sudah ada 2 frater mexico yang belajar bahasa : Chuy dan Mario dan ada 4 pastor sx italia. Aku di sini yah tiap hari menikmati apa saja yang ada khususnya mendngar orang bahasa inggris dan berusaha sedapatnya aku berbicara inggris meski grammarnya kadang kacau, tapi tidak apa, soalnya aku sudah punya dasar dan mereka pada bilang bahwa inggrisku dan ucapanku sudah cukup bagus, paling hanya butuh waktu 6 bulan sudah akan lebih bagus...ini membuat aku semangat dan optimis..semoga cepat lancar...apalagi aku percaya bahwa situasi di milwaukee mendukung, soalnya di komunitas sx di sana tidak ada orang indonesianya, maka mau tak mau aku harus omogn inggris. paling aku omong inggrisnya dengan komputer kalau lagi akan kirim email kepada anda semua.Mungkin segitu dulu cerita panjang dari aku...berita selanjutnya pasti akan menyusul dan terima kasih atas kesabarannya dalam mengikuti kisah perjalanan ku yang cukup panjang ini...doa dan salam ku selalu dari sayadenny
Denny in Franklin, Milwaukee (1st day)
Sat, 16 Nov 2002
CARITAS CHRISTI URGET NOS Hallo para sahabat ku semua, hari ini Hari Jumat, 15 Nov 2002 di Milwaukee pukul 19.00 kuran 13 menit, aku menulis laporan ku berikut ini....aku tadi pagi pukul 10.00 diantar oleh Pastor Lino dengan mobil sedan corolla pindah ke komunitas sx di Franklin Milwaukee, sekitar 150 km jauhnya atau sekitar 1 setengah jam perjalanan. Di perjalanan aku banyak cerita dan tanya banyak hal kepada Pastor yang pernah bertugas lama sekitar 23 tahun di Mexico sebagai formator baik di novisiat maupun di Filsafat Guadalajara. Dan ia pun termasuk formatornya Pastor Lupo waktu filsafat di Guadalajara, dan yang menyuruh P.Lupo untuk studi di teologi int.Chicago. Waktu di jalan tol, turun hujan salju sedikit dan hilang lagi. Sampai di Franklin sekitar pukul 11.30 langsung aku diterima oleh P.Alfredo Turco rektor di rumah yang punya banyak kamar dan cukup luas halamannya ini, dan bertemu pula dengan Pastor Dominic Caldognetto. Wah pokoknya rumah di sini seperti villa dengan halaman yang sangat luas, aku belum sempat orientasi seluruhnya karena jam 12.00 harus sudah makan siang, dan aku ikut P.Turco menjemput frater Mario dan Chuy (dua orang mexico yang sudah belajar English sejak Agustus lalu) di Sacred Heart School of Theology.Aku untuk pertama kalinya mengunjungi sekolah bahasaku itu yang milik SCJ, wah begitu besar dan cukup comfortable...ttg cerita sekolah tsb. aku baru bisa cerita setelah aku belajar mulai Senin depan yah..pasti lebih seru. Lalu jam 13.30 aku diajak belanja ke toko benda rohani ... wah kalau kemana-mana harus pakai mobil, maka P.Turco selalu menjadi sopirnya, dan kami para student belum punya SIM, mungkin nanti kami akan dicarikan dan diajari nyopir, karena di sini untuk pergi kemana-mana lumayan jauh...seperti di desa yang elit saja. Rumah di sini juga dekat lap.pesawat terbang lokal, jadi setiap waktu selalu melihat dan mendengar pesawat yang terbang di atas rumah ini. Itu sedikit cerita ttg pengalaman ku di rumah baru yang akan aku huni selama kurang dari satu tahun hingga pertengahan tahun depan...Selama tgl 12 s.d. 15 Nov aku datang di rumah teologi sx di Chicago dan sedikit mencicipi dan mengenal komunitas teologi di sini dan juga jalan-jalan mengenal kota Chicago. Hari pertama dan kedua aku diajak Petrus mengenal pastor Indonesia yang ada di sini, dan hari terakhir aku ikut Frater Alexis dari Kamerun (tahun kedua) mengunjungi panti jompo yang cukup elit dan bersih, dan ini memang dikomersialkan. Ia memang melakukan ministry dari sekolah CTU untuk pelayanan ini, kami mengunjungi 2 tempat dan kebanyakan orang berkulit hitam. Kami mengunjungi 2 orang nenek. Kesan saya bahwa mereka senang tinggal di rumah jompo yang segalanya sudah tersedia dan mereka sangat mandiri dan menikmati tempat semacam hotel atau apartemen itu. Dan bahkan mereka tidak mau dibantu untuk berjalan, mereka maunya sendiri. Selain itu aku juga mengunjungi China town dan bertemu dengan pastor Daviti, seperti yang sudah pernah aku ceritakan sebelumnya. Di rumah Milwaukee ini ada tukang masaknya yang masak waktu siang hari...seorang nenek yang naik mobil dan suaranya wah..serak dan seperti suara orang laki-laki. Di sini ada pula seorang karyawan yang ada di kantor sekretariat, ia juga seorang wanita yang sudah tua. Rupanya di sini juga sebagai tempat berziarah karena ada halaman yang agak luas dan ada patung st. Fransiskus Xaverius, di sini juga menjual benda-benda rohani seperti rosario dan gambar-gambar suci lainnya, kalau sekarang musim dingin tidak ada yang datang tapi kalau musim lain katanya sih banyak yang datang. Banyak terdapat ruangan di sini dan fasilitas yang tersedia kayaknya lengkap dan seperti hotel saja...itulah Amerika ... tingkat kesejahteraan nya sangat tinggi... maka yah saya menyesuaikan...lawong setiap makan selalu ada susu, coca-cola, atau minuman serta kue...wah pokoknya kalau soal makan aku sangat cocok. Di sini ada 4 pastor sx dan 3 frater yang belajar English termasuk aku. Alasan mengapa belajar bahasa Inggrisnya di sini dan tidak di De paul University Chicago adalah karena di sini tempat studinya memberi arahan ke jenjang atau nuansa teologi, karena di tempat SCJ, meskipun yang belajar bahasa hanya 10 orang termasuk saya. Lain dengan di De paul univ., di sana untuk umum dan tempatnya di tengah kota atau down town nya Chicago, dan katanya di sana kebanyakan tidak belajar tapi menghabiskan banyak waktu di jalanan dan main main saja dengan teman gadis dari banyak negara yang menjadi teman belajar bahasa...itu setidak nya yang sempat aku ketahui dari sumber terpercaya...kalau aku sebenarnya pronunciation bahasa inggrisnya sudah lumayan tinggal belajar grammar dan biasa mendengarkan orang sini bicara...Dan para pastor di sini menganggap inggrisku sudah lumayan bagus...yah aku jadi optimis dan percaya diri, tapi aku masih harus tetap rendah hati dan terus belajar banyak karena selalu ada pr banyak dari sekolah. Ok segitu dulu dari saya ttg pengalamanku di Milwaukee dalam hari pertama ini...nanti setelah aku bersekolah di sekolah bahasa itu aku akan melaporkan lagi pengalamanku lagi. Ok terima kasih atas segala perhatiannya.SEkian.IN OMNIBUS CHRISTUSFr.Denny,sx
Senin, 18 November 2002
IN OMNIBUS CHRISTUS
Setelah 4 hari aku hidup di Milwaukee ini aku mau sedikit cerita :
Hidup rohani di Amerika kalau tidak dijaga sendiri bisa kacau, soalnya jadwal resmi dari komunitas adalah : doa pagi digabung dengan brevir dalam misa yang dimulai jam 7.30 dan hanya misa 30 menit. Kalau hari Sabtu misa pukul 08.00. dan hari Minggu bisa misa di luar bersama pastor yang bertugas di tempat sekitar sini. Dan sore hari ada acara doa bersama yaitu Vesper pukul 17.30 dan hanya 15 menit, setelah itu makan malam. Selama ini aku tidak biasa bangun siang, aku masih setia bangun pagi, soalnya sudah terbiasa ketika di skolastikat filsafat di Jakarta dulu. Malahan aku selalu bangun jam 4 atau 4.30 setiap harinya dan tidak bisa tidur lagi. Maka aku masih bersyukur punya semangat untuk berdoa dan dekat dengan Tuhan, dan aku malahan punya banyak waktu untuk berdoa karena aku sudah ada di kapel sekitar pukul 5.30 atau jam 6 dan meditasi pribadi. Aku melihat juga komunitas teologi di Chicago hidup doa mereka ternyata jadwalnya juga hampir sama dengan di sini, dan seperti yang disharingkan banyak orang selama ini, aku selama tinggal di komunitas teologi Chicago, kebanyakan para fraternya datang ke kapel untuk misa mepet waktunya bahkan nyaris setelah lagu dimulai. Aku tidak tahu bagaimana mungkin hidup doa yang nota bene para teologan kok begitu…sangat berbeda dengan di Indonesia. Tapi aku tidak mau mengadili, aku hanya berbicara sesuai fakta yang aku alami saja, dan itu pasti masih belum mendalam. Mungkin kalau bicara secara positif mungkin mereka punya cara doa pribadi tersendiri dan aku tidak tahu itu. Dan sama seperti di sini, kedua temanku orang Mexico itu yaitu Chuy dan Mario datang ke kapel yah pas tepat waktu ketika doa akan dimulai. Jadi aku punya sedikit kesimpulan : yah mungkin di Mexico diajari untuk tepat waktu ketika akan masuk ke kapel berdoa atau misa, lain dengan di Indonesia yang harus beberapa waktu sebelumnya untuk mempersiapkan diri dan hati. Ah sudahlah, aku hanya melihat dan menilai orang saja, tapi yang pasti aku masih tetap setia dan senang doa lebih dulu, meskipun tidak dilakukan oleh orang lain…bukannya ini sombong rohani lho.
Mengenai soal makanan aku tidak masalah, di sini makanan sangat enak dan cocok dengan lidahku, maka aku bisa makan macam-macam, apalagi setelah aku menikmati hari pertamaku di sekolah bahasa Inggris yaitu di Sacred Heart School of Theology punyanya SCJ, aku menikmati makan siang yang sangat variatif dengan tempat yang cukup besar dan seperti restaurant saja, tinggal ambil dan yang makan pun banyak orang yang tinggal dan sekolah di situ. Ada minuman yang bermacam-macam, snack, kue dan seperti di Heartz Chicken Buffet saja…
Mengenai kesehatan yah aku senang dan alhamdulilah aku sehat, namun kulitku di beberapa bagian mengalami gatal-gatal, belum tahu disebabkan oleh apa, tapi sudah berusaha diobati dan tinggal menunggu hasilnya. Di sini aku masih biasa minum air putih yang banyak seperti di Jakarta meskipun udara cukup dingin, sekarang di luar sana bisa 5 derajat Celsius. Tapi tidak masalah karena di dalam rumah ada penghangat dan nyaman. Minuman di rumah sini pun banyak variasinya dan bisa diminum sewaktu-waktu kalau mau, yah coca cola, sprite, bir kalengan, dst…tapi aku piker demi kesehatan yah sebaiknya aku minum air putih saja yang banyak dan minum minuman yang lain itu sewaktu waktu saja tidak rutin setiap hari.
Pada hari Minggu, 17 Nov lalu aku ikut Pastor Dominic Larry misa di paroki yang bernama St. Adalbert dan banyak umatnya baik anak-anak sekolah yang kebetulan waktu itu ada sekelompok team pemain basket anak-anak SMP yang misa di depan dan mengenakan kostum basketnya, dan memang kebanyakan orang tua. Pada waktu itulah aku bisa melihat dan menyentuh salju dan coba kumakan, wah sama saja dengan es yang ada di kulkas…Di sini sudah turun salju tapi belum terlalu banyak dan baru sedikit dan langsung hilang beberapa saat karena ada sinar matahari.
Di sini Pastor Alfredo Turco yang berasal dari Italia dan sudah sekitar 17 tahun di USA dan masih muda yaitu 39 tahun sebagai rector komunitas dan selalu baik kepada kami, dia selalu mengantar kemana kami mau, dan menjemput kalau sekolah dan kalau belanja dia selalu pula menemani. Di sini aku sudah belanja sandal, sepatu, jaket, kaos tangan, bedak dan lain-lain untuk kebutuhan musim dingin mendatang. Dan aku sudah mencuci cetak keddua rol filmku yang banyak bercerita ttg pengalamanku ketika cuti di Madiun, ketika mengunjungi anak sekolah baik di Madiun maupun di Jakarta dan ketika di Roma dan Parma, nanti kalau aku sudah bisa pakai scaning aku akan kirim via email yah.
Mengenai sekolah, hari ini aku baru mulai sekolah yang dimulai pukul 8.45 dan berangkat dari sini pukul 8.30. Aku disambut baik oleh direktur sekolah itu pastor scj dan juga direktur program bahasa Inggrisnya seorang pastor dari Yamaica, dan dua orang guru bahasa Inggrisnya yaitu Ruth dan Andre, keduanya wanita. Aku jam pertama ikut pelajaran Mario dan Chuy yang diajar Ruth, Cuma sekitar 6 orang bersama aku, mereka belajar membuat paper kecil dengan struktur seperti skripsi kita (STF) dan mengenai beberapa topik, karena aku baru yah hanya memperhatikan dan mendengarkan saja. Lalu jam 10.00 potus dan setelah itu aku dites bahasa Inggrisku. Tes bahasanya sebenarnya sangat sederhana dan aku sudah pernah mendapatkannya semacam itu ketika belajar atau kursus di LIA selama 3 bulan di Jakarta waktu aku tingkat IV. Tesnya yaitu : wawancara yang sederhana mengenai nama, keluarga, dimana tinggal dst., lalu tes menenai gambar yang ditunjukkan dan aku bisa cerita dengan bahasa yang seadanya, lalu tes mendengarkan dari tape dan aku harus memeilih pilihan 20 soal dari hasil mendengakan itu, bagiku ini yang agak sulit soalnya aku tidak biasa mendengarkan dengan baik orang Amerika bicara, maka aku banyak tidak tahunya, tapi setelah itu aku megnerjakan grammar dengan soal multiple choice juga sebanyak 80 soal. Dan selesai. Setelah itu aku masih harus tes setelah makan siang dengan menu hamburger, dan satu jam aku dites untuk essay menulis ttg seseorang yang sangat penting dalam hidupku, maka aku menulis ttg papiku yaitu Johnny Indrata sebanyak 3 halaman, dengan bahasa Inggris sedapatnya, seperti sharing saja jadinya. Aku menikmati tes ini dan tak tahu apa hasilnya nanti.
Bagaimana pun juga di sini yang belajar bahasa hanya 9 orang sepuluh dengan aku dan hanya punya dua kelas yaitu kelasnya Mario dan Chuy itu kelas yang mahir dan satu kelas lagi sebanyak 3 orang yang lebih di bawah, dan saya kira aku akan ikut kelasnya konfraterku di atas yang sudah mahir. Padahal kata orang di sini aku sudah cukup baik Englishnya, yah cuman aku masih butuh biasa mendengar dan menambah vocabulary serta grammar…dan kebiasaan dan budaya Amerika sini. Kami belajar bahasa sampai tgl 6 Des dan setelah itu libur panjang hingga tgl 13 Januari baru masuk.
Untuk mengisi waktu libur kami akan bergabung dengan komunitas Teologi Chicago untuk jalan-jalan ke daerah selatan yang katanya Georgia dst. Dari tgl 15 Des s.d. 22 atau 23 Des dan kami akan midnigt Christmas atau natalan di rumah ini, karena akan datang umat sekitar 40-60 orang untuk misa natal di sini. Dan satu lagi kami akan merayakan Thanksgiving Day yaitu 28 Nov yang dipusatkan di rumah ini dengan datangnya para teologan dari komunitas teologi Chicago dan setelah itu hari berikutnya kami juga ikut rekoleksi bulanan di sini. Rencananya pula kami akan punya waktu setelah selesai natal atau awal tahun baru berkunjung ke dua rumah sx di Wayne-New Jersey tempat propinsial SX di sini dan Holliston-Massachusets tempat ziarah Bunda Maria, mungkin naik mobil tapi juga mungkin naik pesawat terbang yang lebih murah kalau dipesan awal-awal. Itu jadwal sementara kami, yah aku ikut dan menikmati saja apa yang diberikan, sebagai rahmat dan ‘kairos’ dari Tuhan.
BERsama Pastor Larry juga aku hari Minggu kemarin misa pula di sebuah rumah panti jompo yang bernama Fransiscan villa. Di sini dulu adalah rumah para suster fransiscan dan karena sudah tidak ada panggilan, karena rata-rata susternya berumur di atas 70 tahun, maka rumah itu jadi panti jompo yang elit, yang nampaknya semuanya orang kulit putih dan para pekerjanya aku lihat nampak orang Asia dan juga kulit hitam. Aku hanya mengamati saja mereka yang misa, di sini ada sekitar 300 an orang tua yang terpaksa dan memang tradisi Amerika bahwa orang tua dititipkan di panti jompo. Aku dengar dari P.Larry juga bahwa di situ ada misa bagi mereka setiap hari Rabu dan hari Minggu, maka aku pikir sangat bagus penanganan kerohanian mereka, karena mereka mempersiapkan orang untuk ‘jalan selanjutnya’. Yang pasti panti jompo di Amerika Serikat ini jadi bisnis dan dikomersialkan, karena segala fasilitasnya serba lux dan terjamin seperti hotel, lain dengan kebanyakan fasilitas seperti di Indonesia (coba bandingkan dengan PUM-Cengkareng).
Oh iya sebagai perbandingan saja di sini kalau cuci cetak sebanyak dua rol berisi masing-masing 37 gambar dengan ukuran 4R, harus bayar sekitar 21 US$ dan tidak dapat album, maka harus beli sendiri seharga 7 US$. Maka aku bisa membandingkan harganya sekitar 2 – 2,5 kali lipat dibandingkan di Indonesia. Tapi yah itu wajarlah. Kalau sepatu yang aku beli tadi seharga 15 US$ jadi tidak begitu mahal dibandingkan di Indonesia dan jaket untuk musim dingin tadi sekitar 49 US$ yah kurang dari 500 ribu rupiah.
Di sini fasilitas komputer dan internet online setiap saat dan juga di sekolah bahasa boleh pakai juga internet gratis. Dan soal telpon aku sudah beli nomor kartu telpon dari seorang teman , mbak Shafa teman Peterus di Chicago, yaitu 20 US$ bisa menelpon untuk Jakarta selama 7 jam dan kota lain di Indonesia lebih sedikit yaitu 4 jam, dan aku pikir itu murah. Kartu atau nomor itu bisa dibuat telpon dari rumah dan dimanapun berada di tempat umum. Aku sudah telpon beberapa orang saudara dan teman di Jakarta maupun di Madiun atau pun Ponorogo, tapi biasanya tidak lama, maka nomor telponku masih ada sekitar 5 jam-an. Dan aku sudah pula menghubungi beberapa orang yang aku catat nomor telpon nya dari Indonesia. Dan tgl 23 hari Sabtu mendatang katanya akan ada pertemuan orang Katolik Indonesia di Milwaukee ini.
Mungkin sekian dulu sedikit cerita dan pengalamanku di kota dan desa yang cukup indah dan sejuk dengan salju dan binatang ‘squarrel’ nya (seperti tupai yang banyak terdapat di halaman).
Sekian terima kasih,
Denny
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment