Renungan selama seminggu belajar bahasa Inggris di Sacred Heart School of Theology (SHST)
Hari ini hari Minggu, 24 November 2002 (Hari Kristus Raja Semesta Alam), bertepatan dengan hari gembira saya yaitu happy birthday saya ke-28, pukul 20.30 waktu Milwaukee. Setelah menikmati belajar bahasa Inggris di SHST, saya merasa senang plus khawatir juga apa saya bisa yah, soalnya ada banyak buku yang harus saya pelajari, tebal-tebal lagi termasuk TOEFL vol.A dan B. Total bukunya sekitar 8-9 buah. Tapi saya hanya pasrah dan berusaha sekuat tenaga saja, termasuk banyak homework yang harus setiap hari dikerjakan. Hari pertama sekolah saya dites kemampuan English saya, dan mendapat skor 58 dari 100, sebagai perbandingan 2 bulan sebelumnya kedua konfraterku dari Mexico mendapat skor 48 dan 59, jadi aku masih bisa masuk di kelas mereka (kelas advanced). Kami sekelas hanya sedikit, yaitu : dari SX 3 orang, 2 orang pastor dari sebuah kongregasi dari India, satu frater projo Amerika (orang Amerika Latin), jadi ada 6 orang, tapi kedua pastor India itu akan selesai pada awal Desember nanti, jadi praktis sekelas hanya 4 orang saja. Gurunya juga hanya ada dua yaitu Ruth seorang ibu yang sangat hangat dan ramah (campuran bapaknya Hungaria dan ibunya Italia, kelahiran Amerika) dan seorang ibu muda yaitu Andrea keturunan India tapi sudah lahir di Amerika. Kami setiap hari belajar dari pukul 9.45 s/d 14.00, dari hari Senin – Jumat. Untuk minggu depan ini hanya masuk hari Senin dan Selasa, karena ada Thanksgiving Day, dan baru masuk Senin mendatang lagi. Suasana di SHST menyenangkan, karena banyak fasilitas yang tersedia yaitu makan siang yang tersedia dengan system BUFFET dengan menu makanan yang selalu bervariasi setiap harinya. Di sekolah ini juga ada para imam dan calon imam projo USA yang belajar teologi, jadi waktu makan siang bisa ada 90 an orang di kafetaria, yang termasuk lux seperti hotel saja. Setiap hari kami diantar dan dijemput oleh rector kami yaitu P.Alfredo Turco, sx, karena kami belum punya SIM. Dan Frater Chuy sudah mulai belajar menyetir mobil untuk ambil SIM, yang dikoordinir pastor Paul dari SHST, kalau saya mungkin yah nanti sajalah….lagian di sini sudah mulai turun salju meskipun baru sedikit saja…maka perlu ekstra hati-hati bila nyopir mobil.
Hari ultahku sudah dirayakan tgl 22 kemarin di SHST oleh para teman dan guru di sana, dengan dipesankan roti ultah dan dirayakan satu kelas. Di komunitas ini dirayakan dengan makan malam hari ini di restoran China dengan system BUFFET, wah kenyang sekali…kami bertujuh semua penghuni rumah ini pergi ke restoran itu (keempat pastor yaitu Alfredo, Larry, Dominic, Victor dan kami 3 frater). Yah ini adalah pengalaman ultah ku yang pertama di tanah asing, yang aku jalani dengan senang dan gembira meskipun dengan suasana yang sangat berbeda. Aku ucapkan terima kasih kepada sesama konfraterku yang telah mengirim email dan ucapan kartu selamat ulatah kepadaku…(Dharmawan, Romo Ruby, P.Franco, P.Lupo, Romo Yakob dan Setyawan…)
Hari Sabtu lalu ada pertemuan Kelompok Katolik Indonesia dari Milwaukee, Chicago, dan Madison yang diadakan di SHST dengan sponsor tuan rumahnya Romo Sunardi, SCJ yang belajar psikologi klinis di Marquette University di Milwaukee. Hadir sekitar 36 orang diawali dengan misa pukul 12.00 dengan 2 pastor Indonesia yang satunya yaitu Romo Kun, SJ (yang belajar komputer science di Marquette Univ., dulunya dosen di Sadar Yogya, dan di sini baru setahun). Kebanyakan yang datang mahasiswa yang kuliah di ketiga tempat ini dan banyak dari Madison, rata-rata mereka anak Jakarta lulusan dari Kanisius, Sanur, Marsud, dll dan kebanyakan pula keturunan Cina. Setelah misa, makan makanan Indonesia yang dipesan oleh panitia dari Peking Restaurant di sekitar sini yang katanya milik orang Cina Palembang…ini juga makan sampai kenyang. Dilanjutkan main games dan olah raga bola kaki dan volley di hallnya SHST. Dan pukul 18.00 sudah selesai dan pulang. Saya diantar Romo Sunardi sampai ke rumah SX, Cuma 10 menit naik mobil, sekalian kuperkenalkan dengan para pastor di sini…siapa tahu kesempatan mendatang bisa juga pertemuan kelompok Katolik Indonesia Milwaukee atau Madison di sini…Romo Sunardi ini masih muda, ia kenal dengan Romo Ruby dan Romo Priyono waktu masih sekolah di Yogya (teologi) dan ia nampak senang dan bersemangat, dia banyak memberi sharing dan cerita bagaimana harus belajar bahasa di SHST, karena dia dua tahun lalu juga belajar bahasa di situ, karena ia memang tinggal di SHST.
Tadi pagi jam 7.30 saya ikut dengan P.Alfredo untuk misa di paroki St.Alphonsus yang gedung gerejanya seperti theater atau bioskop dan sound system yang sangat bagus. Suhu udara tadi pagi sekitar 2-3 derajat Celsius. Dan siang tadi baru turun salju tapi sedikit dan hilang lagi. Saya menikmati udara sejuk dan dingin di sini, tidak terlalu dingin kok biasa aja, soalnya di dalam mobil dan di dalam rumah selalu hangat dan hanya di luar saja hanya menahan dinginnya udara…belum kalau sudah Winter nanti …pasti lebih dingin….Di sini aku dituntut untuk banyak belajar mandiri, karena di sini waktu cukup banyak dan lingkungannya cukup tenang dan sangat sepi jauh dari segala polusi. Memang kadang aku agak sedikit malas, tapi setelah tahu apa yang menjadi tugas dan homework ku aku pasti harus dan memang berniat untuk lebih giat lagi. Mengingat di sini banyak sekali sarana, yah TV, radio, internet. Dll, kalau dipakai dengan optimal pasti akan sangat menunjang belajarku…Kelemahanku dalam English sekarang ini yah : listening dan comprehension terutama pada native speaker, vocabulary dan grammar maupun menulis. Mengingat kelemahan ini, maka aku tiap hari harus membiasakan mendengarkan orang bicara baik dari TV, radio maupun orang bicara, dan melatih aku berani untuk bicara dan bertanya. Kata Romo Sunardi kalau aku sudah bisa bermimpi dalam bahasa Inggris dan bicara spontan dengan English, maka aku sudah masuk dalam nuansa English, tapi selama ini kayaknya aku masih belum mimpi dengan alam Amerika, mimpiku ketika tidur malam masih bernuansa Indonesia, jadi impianku sekarang adalah bisa bermimpi dengan lingkungan Amerika dan bahasa serta orang-orangnya Amerika.
Di sini kalau mencuci baju sangat praktis dan tidak membuat capek, karena serba otomatis dengan mesin cuci dan pengering yang berbeda, tinggal masukin dan tunggu sampai selesai dan siap untuk seterika, paling seminggu sekali aku ke laundry di bawah tanah (basement di bawah kapel). Kalau minum aku sudah biasa pagi siang malam minum air putih yang segar, dan kulkas di sini tidak berbentuk lemari tapi berbentuk ruangan yang berisi banyak makanan. Kalau makan biasanya dihangatkan dulu di microwave. Saya selalu makan kenyang, kalau pagi roti tawar dan air putih, siang makan di SHST dan malam makan bersama dengan komunitas di sini, yang dimasakkan oleh Carol seorang ibu yang datang untuk masak pada siang sampai sore hari.
Kesehatanku baik dan sakit gatal-gatalku sudah hilang karena diobati dan sesuai pesan Rizal dan Buyung … aku beri cream juga untuk pelembab, maka sembuh, terima kasih atas sharing dan resepnya yah…
OK sekian dulu sharing saya pengalaman belajar bahasa Inggris yang sekarang masih jadi PR yang harus aku jalankan dengan tekun…masih mohon doa supaya tetap setia dan tekun dalam tugas yang kadang membuat bosan dan jenuh ini. Dan dari sini pasti aku ingat akan Anda semua saudara sepanggilan dan sahabat-saudaraku yang tetap mendukung saya dalam doa-doa. Sekali lagi terima kasih dan sampai ketemu di surat saya minggu depan. (karena saya janji untuk secara berkala kirim kabar mingguan)
IN OMNIBUS CHRISTUS (Kristus dalam segalanya)….Denny
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment